Monday, September 1, 2014

Menyatu dengan Jaman, Cara Menjaga Eksistensi Budaya



Bicara soal eksistensi budaya, hal yang paling harus diperhatikan adalah apa yang sedang terjadi saat ini. Itu artinya, budaya yang ingin eksistensinya diakui haruslah mengikuti perkembangan jaman. Almarhum Wawan Juanda, seorang yang dianggap budayawan sekaligus pemimpin Republik Entertaintment, sebuah Event Organizer yang sering membuat acara-acara berbau budaya di Kota Bandung pernah berkata, “Budaya harus mengikuti zaman,” ucapnya pada Majalah Suara Mahasiswa Edisi ‘Melek Budaya’.
Lalu Arswendo Atmowiloto, seorang budayawan yang terkenal berkat ceritanya dalam serial Keluarga Cemara menegaskan pentingnya hal-hal baru dalam budaya.  “Yang paling penting dari budaya ialah unsur-unsur kekreativitasan. Kreativitas itu menciptakan sesuatu yang baru. Inilah yang membedakan manusia dengan binatang,” ujarnya dalam mediakampuslpkk.comm
Kedua pernyataan dari para budayawan diatas sudah terbukti. Misalnya saja pertunjukan wayang. Di jaman sekarang akan sangat sulit menampilkan Wayang dalam versi dahulu dimana acaranya bisa berlangsung hingga pagi, bahkan ada mitos yang mengatakan bahwa penonton dilarang pulang sebelum pertunjukan selesai. Dengan kesibukan masyarakat modern, tentunya Wayang semakin lama akan ditinggalkan. Tapi, bila Wayang mampu menyatu dengan jaman, maka besar kemungkinan eksistensi mereka akan terus terjaga. Contoh saja tayangan wayang di salah satu televisi nasional yang memainkan komedian Sule sebagai dalang. Dalam acara tersebut, wayang ditamplkan lebih modern, dengan materi yang juga modern sehingga mampu mengambil hati banyak penonton televisi.
Begitu pula dengan makanan. Restoran Sunda misalnya, mau bagaimana pun, konsumen dan kondisi yang ada di tempat mereka mendirikan restoran  merupakan kondisi dimana kehidupan modern sudah sangat berkembang. Restoran sudah harus bisa menyatukan unsur budaya Sunda dengan kondisi modern.
Cara akulturasinya bisa beragam, mulai dari menu yang dikombinasikan dengan makanan/minuman masyarakt modern, cara measak mereka yang menggunakan alat modern karena bagaimanapun kebutuhan dengan alat modern sangat tinggi untuk memenuhi kondisi sekarang yang membutuhkan produktifitas tinggi, sampai tempat yang juga hasil perpaduan dari budaya Sunda dan modern.

Sebagai contoh, kunjungi saja Sajian Sunda Sambara. Di dalam Restoran, konsumen akan merasakan suasana Sunda yang kental seperti menu dasar, musik, sikap para karyawan yang mencirikan karakter orang Sunda, dll. Dengan adanya hal tersebut, Sajian Sambara tidak pernah berhenti dikunjungi oleh konsumen yang notabene adalah masyarakat dengan pola piker modern. 
Lalu, dengan melakukan hal-hal seperti yang Sajian Sambara dan Wayang yang didalangi Sule tadi, secara tidak langsung juga turut berperan besar dalam melestarikan Budaya Sunda.

No comments:

Post a Comment